MOROTAI – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Gerakan Mahasiswa Pemerihati sosial (Gamhas) Sektor Unipas kembali melakukan aksi.
Gerakan mahasiswa pemerhati sosial ini mengelar aksi di halaman kantor DPRD dan (PDAM), dalam aksi yang digelar mereka menyuarakan “Morotai krisis air bersih, Pemda dan DPRD mati suri” serta “kantor ini sudah di jual”.
Massa aksi yang dilakun ada beberapa tuntutan, diantaranya :
1. Hadirkan mesin pemfilter air dan penampung bak air di desa Aru irian.
2. Hadirkan pipa air dan memperkerjakan kembali pekerja PAM di Usbar Pantai.
Renol salah satu orator mengatakan kami kecewa dengan kinerja DPRD yang malas berkantor, “tong demo so berulang kali tapi tara pernah ada ketua DPRD apalagi sebagian besar anggota dewan, hanya tau makan gaji buta, Itu bisa jadi uang haram bagi saya.
Begitu juga dengan PDAM dalam hal ini Perusahan Daera Air Minum, bahwa masyarakat Aru irian dan Usbar Pantai sekarang sangat kesulitan air bersih tapi mereka diam saja, bahkan bukan kali kami dorong masaalah air bersi di Morotai ungkap Dandy salah satu orator lain nya.
Namun kami akan menyampaikan terus-menerus aksi tuntutan kebutuhan air bersih, karena itu adalah kebutuhan poko manusia, sampai ada realisasi untuk masyarakat desa Aru irian dan Usbar Pantai baru kami berali ke masaalah krisis air bersih di desa lainnya, begitu sikap tegas yang diutarakan Julyan salah satu orator.
Sementara (Kordinator aksi) Abdurrahman Sajahti bahwa kedatangan kami adalah bentuk keterwakilan masyarakat Aru irian dan Usbar Pantai, untuk menyampaikan penderitaan mereka saat ini, yang sudah berulang kali kami sampaikan, beliau juga mengatakan bahwa beliau suda tiga kali turun menginfestigasi masalah air bersih di Aru Irian dan Usbar Pantai ketika diwawancarai Media Infomalut. Com
DPRD dan PEMDA sudah mati suri, karena banyak persoalan krisis Air bersih yang tak kunjung usai, saya selaku koordinator aksi menyesalkan kolektif DPRD yang tidak ada saat kami lakukan aksi, apalagi ketua DPR dan beberapa Wakil ketua yang sangat malas maso kantor, ini aib besar, bahkan saya bisa katakan bahwa DPRD Morotai adalah DPR yang paling buruk diseluruh indonesia, bayangkan sudah puluhan kali kami lakukan aksi tapi, tara pernah dilayani pimpinan bahkan para wakil ketua.
Kemudian pegawai perusahan daerah air minum (PDAM) yang menutup pintu saat kami datang di kantor, kami ini hanya menyampaikan aspirasi masyarakat pulau morotai bukan preman yang datang.
Jadi tolong dihargai, saya akan konsolidasi semua mahasiswa untuk turun ke jalan melakukan aksi, sampai tuntutan kami di realisasikan.
Masa aksi sempat naik ke lantai 2 DPRD dan memasang dan spanduk yang bertuliskan “kantor ini telah di jual”, namun tak berselang lama pihak Satpol PP berhasil membuka spanduk itu.
Masa aksi bubar dan bergegas ke kantor (PDAM) sempat di bubarkan oleh pihak keamanan namun masa meminta bertemu dengan salah satu perwakilan PDAM akhirnya disetujui dan hering bersama.
Abdulrahman Sajahti (Koordinator) dalam hering tersebut, ia memaparkan kami hanya ingin menyampaikan sikap dan persoalan di Desa Aru Irian dan Desa Usbar Pantai.
Setelah itu ibu tolong jelaskan apa tindakan rill yang dilakukan oleh pihak Perusahan Daerah Air Minum, saat ini masyarakat di Aru irian itu kesulitan air bersih.
Secepatnya pemasangan pipa di desa Aru Irian serta Usbar Pantai yang kesulitan air bersih, jadi pihak (PDAM) harus mengerti, tenaga honorer harus di aktifkan kembali supaya ada yang bisa melihat kebutuhan masyarakat setempat.
Staf (PDAM) Ibu Ina menjelaskan, Untuk PAM di Usbar Pantai memang sudah lama tidak aktif, karena alat pompanya rusak jadi nanti kami akan sampaikan ke pak direktur PDAM semua yang adik-adik sampaikan.
Saat ini pak direktur PDAM lagi ke Ternate ada agenda dinas, jadi tolong bersabar kami akan turun ke lokasi untuk cek dulu, hasilnya seperti apa nanti pimpinan kami yang memutuskan, tutupnya.