Oleh : Sayyid Muhsin Albaar
(Mahasiswa Semester III, Jurusan Akuntansi, Universitas Muhamadiyah Malang)
Pada era pandemi yang melanda dunia saat ini, kita sebagai umat Islam diterpa dengan kondisi dan keadaan yang serba krisis. Dimana iman kita diuji oleh Allah SWT terhadap kondisi-kondisi kita yang serba terbatas. Adapun keterbatasan terhadap mendapatkan ilmu seperti perkuliahan, sekolah, dunia kerja, pelatihan dan seminar yang diselenggarakan secara online atau tidak tatap muka
Berpendapat tentang ilmu dan iman secara harfiah dapat diartikan sebagai berikut ; Iman adalah keyakinan yang benar dari dalam hati, serta diakui secara lisan. Para ulama salaf menjadikan amal termasuk unsur keimanan.
Ilmu pengetahuan dalam sudut pandang Islam merupakan pengetahuan yang menjuru dan berorientasi pada hasil sungguh-sungguh dari suatu proses yang dijalankan oleh umat muslim secara mendalam dari para ilmuwan muslim atas persoalan-persoalan dunia dan akhirat dengan berasal dari wahyu Allah SWT.
Pada masa sekarang dunia tengah menghadapi suatu bencana yaitu permasalahan pandemi, di mana adanya pandemi Covid-19. Dari data yang terdapat pada media sosial dan jurnal, hampir 200 juta orang terpapar dan 4 juta lebih meninggal dunia.
Di Indonesia saat ini sekitar 2,5 juta warga terpapar, 2 juta warga sembuh dan 70 ribu meninggal dunia. Jumlah tersebut bukanlah angka yang kecil. Kejelasan akan munculnya virus ini baru diberitakan dari salah satu negara di Asia.
Kejelasan yang terdapat adalah penyebaran yang begitu cepat sehingga dunia harus melakukan persiapan yang tanggap dan respons yang cepat dalam menghadapinya. Penyebaran dari virus ini membuat manusia seperti tidak berdaya secara fisik maupun psikis.
Apabila sudah ada mutasi virus di suatu daerah, maka cara untuk mengatasinya, yaitu diselenggarakan program vaksinasi untuk memperkuat imunitas tubuh kita. Mengingat obat yang mengatasi virus Covid-19 juga belum tersedia, serta permasalahan dari segi fasilitas seperti rumah sakit, dokter dan tenaga Kesehatan yang terbatas sehingga ketidakseimbangan antara penderita Covid-19 dengan tenaga kesehatan tidak sebanding, yang membuat tenaga kesehatan menjadi kewalahan.
Bahkan, penyebab kematian yang tinggi juga menyebabkan proses pemakaman korban menjadi padat sehingga tercipta antrean mobil jenazah di tempat pemakaman yang berjejer panjang.
Diawal merebaknya pandemi, terasa ada kepanikan. Setelah adanya proses mengatasi pandemi Covid-19 dengan vaksinasi dan proses penyembuhan mulai berhasil, walaupun tidak seluruhnya. Seiring dengan berjalannya waktu terciptanya keyakinan dan rasa optimis bahwa virus ini akan dapat diatasi suatu saat nanti.
Maka dari itu dengan adanya cobaan dan permasalahan yang besar seperti permasalahan yang ada di atas. Kita sebagai umat muslim mesti menguatkan iman dan ilmu pada era pandemi ini.
Iman itu ada 4 ; Pertama, iman yang terus bertambah tidak pernah berkurang, yaitu imannya para nabi dan para rasul.
Kedua, iman yang tidak bertambah dan tidak pula berkurang, yaitu imannya para malaikat.
Ketiga, iman yang naik turun, kadang bertambah, kadang berkurang, yaitu imannya para manusia.
Keempat, iman yang selalu berkurang, yaitu imannya para iblis, orang munafik dan orang kafir.
Adapun perkara bagaimana cara menguatkan iman, salah satu cara yaitu perbanyak membaca laa ilaha illallah, sebagaimana “sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah ; Ya Rasulullah bagaimana cara menguatkan iman kita. Rasulullah berkata ; Perbanyaklah membaca laa ilaha illallah”.
Problematik masyarakat pada saat pandemi ialah iman terganggu, masalah ekonomi dan kesulitan mendapat ilmu. Maka dari itu kita harus memperkuat iman dan ilmu kita agar kita tetap senantiasa menghadapi dan menjalani kehidupan dengan baik. (*)