SULA – Festival Tanjung Waka di Desa Fatkauyon Kecamatan Sulabesi Timur, Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara, dengan konsep Eko wisata yang disuarakan oleh timur Indonesia, bakal menyapa dunia internasional kedepan. FTW tersebut harus ditunda lantaran cuaca ekstrim sehingga FTW berlangsung pada 25-28 Februari 2022 Mendatang.
Dalam pelaksaan Festival Tanjung Waka yang bertajuk Eko event, ini sangat istimewah di mata Kemenprakraf RI. Konten dari event ini akan dijadikan sebagai materi untuk dibawah di hari parawisata dunia, ujar ketua panitia pelaksana FTW Syahjuan Fatgehipon, saat konfrensi pers di Istana Daerah, Jumat (17/12/2021).
Syahjuan, menjelaskan FTW yang hadir dengan konten ramah lingkungan dan komunitas lokal, akan diangkat materinya untuk dipentaskan di event hari parawisata dunia yang akan dihelat pada tangal 27 September 2022. yang di laksanakan oleh UNWTO, salah satu badan PBB yang bertugas mempromosikam wisata.
Dari konsep Eko wisata, harusnya menjadi salah satu kebanggan besar buat masyarakat Kepulauan Sula. pasalnya, Festival Tanjung Waka akan menjadi salah satu tolak ukur yang akan diadopsi oleh Provinsi lain di Indonesia yang akan melaksanakan event.
ini menjadi harapan besar oleh pihak Kementrian, dan ini telah disampaikan oleh Ibu Deputi penyelenggara event di seluruh Indonesia Rizki Handayani, dari Kemenprakraf RI,kata Syahjuan.
Dikatakanya, alasan Pemerintah Daerah Kepulauan Sula untuk menunda kegiatan ini , kembali memutuskan melaksanakan Festival Tanjung Waka pada 25-28 Februari 2022 Mendatang.
Berdasarkan data dari BMKG di tangal 13-18 Desember 2021, itu cuaca sangat extrim di wilayah Maluku dan Maluku Utara, itu sangat didukung oleh data BMKG.
Syahjuan, mengatakan dia bersama Kadis Parawisata, dan LO pelaksanaan FTW diperintahkan oleh Bupati untuk berkordinasi dengan pihak Kemenprakraf RI, terkait dengan waktu pelaksanaan FTW. Namun dari pihak Kementrian menyerankan kepada kami agar pelaksanaan FTW sebaiknya dilaksanakan pada bulan Februari 2022.
Sebab, jangan sampai waktu pelaksanaan kegiatan akan terjadi cuaca exstrim yang berdampak buruk seperti kejadian Fetival Wakatobi yang baru saja selesaikan di laksanakan beberapa minggu yang lalu, jelas Syahjuan.
Syahjuan, menegaskan penundaan Festival Tanjung Waka bukan keputusan Bupati Kepulauan Sula, dan panitia pelaksana FTW. Namun ini adalah keputusan bersama dari Kemenprakraf RI bersama Pemerintah Daerah Kepulauan Sula.
Sahjuan, menambahkan Kementrian Parawisata dan Ekonomi Kreatif RI, sangat mendukung penuh Festival Tanjung Waka, sehingga mereka akan membantu mulai dari anggaran pelaksanaan,
Sampai dengan mepromosi wisata Tanjung Waka di mata dunia,ucap ketua panitia pelaksana FTW, Syahjuan Fatgehipon.
dengan kegiatan yang besar seperti ini kita harus benar-benar perhatikan perhatikan hal yang belum selesai seperti Stand yang belum siap.kita harus siapkan agar ketika kegiatan tersebut dilaksanakan semua suda siap, tutup sahjuan.(*)