LABUHA – Partai Final Liga 3 Zona Maluku Utara yang mempertemukan tuan rumah Persihalsel kontra Morotai United di Stadion GBK Halmahera Selatan, Maluku Utara, berakhir ricuh, Kamis (23/12/21).
Pantauan infomalut.com, pertandingan awalnya berjalan aman, kedua tim saling jual beli serangan hingga babak pertama berakhir. Alhasil di menit ke 30 tuan rumah Halsel dihadiai Pinalti, namun pemain nomor punggung 18 Julfikran yang dipercaya sebagai eksekutor titik putih tidak mampu memanfaatkan tendangan tersebut. Skor 0-0 bertahan hingga turun minum babak pertama.
Memasuki babak kedua, tempo permainan kedua tim semakin ditingkatkan. Alhasil, di menit ke 50 Persihalsel kembali dihadiai penalti setelah hens ball didalam kotak dua belas. Pemain nomor punggung 3 berhasil merubah kedudukan menjadi 1-0 untuk tuan rumah.
Memasuki menit ke 60, insiden kembali terjadi setelah striker Persihalsel nomor punggung 9 memukul bek kanan Morotai United. Ketegangan kedua pemain itu akhirnya official Persihalsel langsung masuk menyerang pemain Morotai United dan memukul salah satu pemain Morotai United.
Akibat insiden itu, manajemen Morotai United langsung menarik diri dari pertandingan dan meninggalkan GBK. Pihak penyelenggara pertandingan mengambil keputusan mengakhiri pertandingan dengan kemenangan jatuh ke tangan Persihalsel.
Manajer Morotai United, Mahmud Kiat, kepada awak media mengaku kecewa dengan kejadian tersebut.
“Dari awal ketika kami datang kami sudah diteror. Waktu kami menggunakan lapangan Samargalila untuk latihan saja kami diusir. Kemudian pihak panitia dan Pemda Halsel menjamin keamanan untuk tim kami akhirnya kami putuskan untuk tetap ikut pertandingan hingga selesai. Namun setelah menjelang laga final, siang tadi mes kami didatangi suporter Persihalsel dan melakukan intimidasi dan pengancaman, kemudian tim official Persihalsel memukul pemain kami di lapangan. Itu adalah tindakan yang mencoreng nama baik persepakbolaan di Maluku Utara,” kesalnya.
Mahmud bilang, pihaknya mengambil langkah menarik diri dalam pertandingan karena official yang seharusnya menjadi tonggak awal sportifitas mendukung lajunya persepakbolaan di Maluku Utara malah mendahului melakukan kekacauan dengan masuk memukul pemain di dalam lapangan.
Ketua Fraksi Golkar Morotai, itu juga berjanji akan melanjutkan semua kronologi pertandingan dan selama keberadaan rombongan dan tim MU di Halmahera Selatan ke Komisi Disiplin PSSI.
“Karena janji panitia dan Pemda soal jaminan keamanan tim tamu ternyata tidak bisa dijaga dan dicoreng oleh official Persihalsel,” sebutnya.
Ditambahkannya, Bupati Halsel Usman Sidik juga menyaksikan laga tadi. Ternyata minuman keras (Miras) masih menjadi pemicu utama dan terbuka bebas di Halmahera Selatan.
“Dari awal kita tahu bersama Panitia Kabupaten sudah menyampaikan bahwa penonton yang konsumsi miras tidak dibolehkan masuk saksikan laga ini, nyatanya banyak penonton yang sudah mabuk akhirnya melempari bens pemain dengan botol aqua sama batu, janganlah seperti itu,” tuturnya.
Masih katanya, langkah Walk Out dari pertandingan tadi sebagai bentuk pengamanan terhadap seluruh pemain yang sudah tertekan. Baginya, permainan tadi belum selesai dan menempuh jalur proses sesuai ketentuan PSSI.
“Olehnya itu hadiah belum kami terima karena kami masih berproses sesuai ketentuan PSSI,” pungkasnya. (*)